Drama Menjaga Warisan Leluhur Negara Indonesia



Jakarta, CNN Indonesia -- Perjalanan Gunawan ke Bali kala itu bukan untuk liburan. Alih-alih koper berisi pakaian pantai untuk bermain di bawah siraman sinar Matahari Pulau Dewata, ia membawa benda yang mempertaruhkan hidupnya.

Kotak musik organ berbunyi saat dibawa karyawan Museum Nasional itu. Isi di dalam kotak itu bergoncang mengikuti langkah kaki sang kurir saat memasuki Bandara Soekarno-Hatta untuk menuju Bandara I Gusti Ngurah Rai.

Petugas berseragam biru Bandara Soetta bersiap menghadang Gunawan dan melakukan tugasnya setiap saat, memeriksa masing-masing penumpang dan barang bawaan mereka. Namun untuk Gunawan, tampaknya pihak avsec menaruh kecurigaan lebih besar.

Gunawan tertahan. Kotak musik yang ia bawa menempatkan dia dalam hujan pertanyaan curiga para petugas. Mesin X-ray yang diandalkan petugas Bandara Soetta menunjukkan tersimpan logam mulia di kotak Gunawan.

Gunawan pun mempertahankan diri memaksa kotak itu turut serta bersamanya masuk ke kabin.

Penjelasannya tentang senjata tradisional peninggalan Kerajaan Klungkung, Bali, dari abad ke-17 di dalam kotak yang ia bawa tidak melembutkan hati para petugas.


Ilustrasi: Pengawasan bandara yang ketat kadang menjadi tantangan bagi kurir barang bersejarah saat membawa benda tersebut. (Tim Boyle/Getty Images/AFP)
Apa pun yang terjadi, kotak berisi keris logam berlapis emas, permata, dan berlian peninggalan warisan leluhur itu tetap harus ada dalam jangkauan tangan Gunawan. Dan ia pun berhasil meski harus repot membawa kotak tersebut ke dalam kabin.

"Kami membawanya dalam kamuflase di kotak pemain organ tunggal dangdut, kami taruh di sana,” kenang Gunawan saat mengisahkan perjuangannya menjaga warisan leluhur kepada CNNIndonesia.com, beberapa waktu lalu.

Kamuflase itu bertujuan menjaga benda warisan leluhur tersebut tetap aman dari beragam ancaman seperti mafia pemburu benda bersejarah.

Setelah bernegosiasi, Gunawan bukan hanya tetap dapat membawa kotak organ tunggal dangdut berisi pusaka itu ke dalam kabin, namun juga meminta pengamanan dari pihak bandara hingga di dalam pesawat.

Senjata itu merupakan benda yang sangat bersejarah bagi masyarakat Bali. Benda cagar budaya itu didatangkan dari Jakarta untuk memperingati 100 tahun Perang Puputan pada 2008 lalu.

Di pesawat, benda pusaka itu bahkan tidak masuk ke dalam bagasi, melainkan disimpan di ruang kokpit demi keamanan.

"Di bagasi kabin tidak diperkenankan, kami letakkan di ruang kokpit. Pilotnya melihat benda itu dan langsung serah terima dengan tercengang," tutur Gunawan yang kini menjabat Kepala Seksi Registrasi Museum Nasional.


Boeing 747-400 Freighter digunakan untuk mengirim lebih dari 400 benda bersejarah Indonesia ke Belgia untuk Europalia 2017 , Oktober nanti. (AFP PHOTO / PIERRE VERDY)
Sampainya di Pulau Dewata, Gunawan langsung disambut bak raja oleh para pejabat Bali. Dia tak lagi melewati serangkaian X-Ray seperti drama yang ia hadapi saat di Jakarta, melainkan langsung ke ruangan VIP dengan kawalan pasukan bersenjata. Bak kedatangan Presiden Obama.

Kisah Gunawan sebagai penjaga benda bersejarah itu adalah satu dari banyak cerita yang dialami para kurir ketika mengirim benda kuno nan bersejarah.

Kurir akan memerankan peranan amat penting dalam menjaga keselamatan artefak dan peninggalan warisan leluhur itu, bahkan kadang mereka harus mengutamakan keselamatan benda kuno itu ketimbang diri mereka sendiri.

"Jangan dipandang dinas keluar itu enak, kalo jadi kurir artinya keselamatan benda itu bergantung pada Anda. Kalau ingin jalan-jalan tapi saya bawa koleksi, enggak bisa," kata Valentina Beatrix, kurator Museum Nasional, saat berkisah ke CNNIndonesia.com.

Valentina mengibaratkan kurir dengan benda bersejarah seperti pembantu sekaligus pengawal seorang artis. Perbedaannya, jika artis makin muda makin populer sedangkan artefak semakin tua semakin mahal dan diminati.

"Mengurus artefak seperti mengurus artis, semuanya harus ditangani dengan kasih sayang, dibujuk-bujuk, dilapin gitu. Memang dia artisnya museum sih," tutur Valentina.


Ilustrasi: Pengiriman melalui pak mesti memikirkan cara untuk tidak membuat benda bersejarah rusak saat dikirim. (AFP PHOTO / ALBERTO PIZZOLI)
Kepala Seksi Katalogisasi Bidang Pengkajian dan Pengumpulan Museum Nasional Ni Luh Putu Chandra Dewi juga punya pendapat yang sama soal kurir. Perempuan yang akrab disapa Chandra ini juga kerap bertugas jadi kurir mendampingi benda berusia ratusan tahun.

"Kadang kan orang menganggap jadi kurir gampang, padahal tidak semudah itu. Karena apa pun, jadi tanggung jawab kurir. Bisa dibayangkan ketika menjadi kurir, dokumen barang tersebut harus melekat dengan kita ke mana pun," kata Chandra.

Dalam proses pengiriman, benda dilengkapi berbagai dokumen yang berisi berbagai keterangan dan kondisi benda tersebut dengan rinci. Dokumen ini bakal jadi pertanggungjawaban jika ada perubahan pada benda.

Selain membawa koleksi dan dokumen, kurir harus memastikan benda tersebut selamat sampai tujuan. 

Ketika benda diangkut di kargo kapal atau pesawat terbang seperti pada kisah Gunawan dan rencana ikut serta Europalia pada Oktober nanti, kurir harus memastikan benda tersebut sampai di tempat penyimpanan dengan baik.

"Makanya harus ikut ke kargo supaya tahu masuk ke pesawat yang sama dengan kurir. Jangan sampai kurir naik pesawat yang beda atau tertinggal," tutur Chandra.

Setelah proses pengiriman sampai di kota tujuan, kurir juga memastikan proses pembongkaran berjalan dengan benar ketika hendak dipamerkan di lokasi. 


Ketika sudah sampai di tujuan, barang artefak perlu diperlakukan penuh perhatian saat akan dipamerkan. (CNN Indonesia/Puput Tripeni Juniman)
Proses ini bisa memakan waktu hingga berjam-jam hingga seharian melibatkan belasan orang. Hal ini tergantung berat dari benda bersejarah itu.

Benda-benda itu kembali dicek kondisi sebelum dipamerkan. Jika terdapat masalah, benda tersebut akan diklaim asuransinya. Proses yang sama juga dilakukan ketika benda kembali dari lokasi pameran.

"Jangan sampai ketika dibawa ke tempat lain dengan sistem pak, pengiriman dengan transpotasi terjadi perubahan pada benda atau bahkan bisa jadi rusak," kata Gunawan.

Benda-benda dengan pak yang berukuran besar akan diletakkan di kargo pesawat atau kapal. Sedangkan yang berukuran kecil dibawa langsung oleh kurir. Benda mudah dibawa itu akan dimodali dengan perizinan dan penanganan prioritas di kapal atau pesawat terbang.

Sumber : CNN Indonesia

1 comment:
Write comments
  1. yap memang benar itu gan, WARISAN memang harus di jaga, jangan samapai jadi bahan pasaran yang bisa di jual perbelikan, mantap gan,,

    ReplyDelete